Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated
Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan terpadu dalam
tatalaksana balita sakit.
MTBS
bukan merupakan program kesehatan,tetapi suatu standar pelayanan dan
tatalaksana balita sakit secara terpadu di fasilitas kesehatan tingkat
dasar. WHO memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana merupakan
strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
Ada 3 komponen dalam penerapan strategiMTBS
yaitu:
- Komponen I : meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (dokter, perawat, bidan, petugas kesehatan)
- Komponen II : memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit pada balita lebih efektif
- Komponen III : Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat, yang dikenal sebagai “Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis masyarakat”).
Untuk
keberhasilan penerapan MTBS, proporsi penekanan pada ketiga komponen harus sama
besar.
Tujuan MTBS :
-
Menurunkansecara bermakn aangka kematian dan kesakitan yang terkait
penyakit tersering pada balita.
-
Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.
Menurut
data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0 – 7 hari terbanyak
adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9 %), prematuritas (32,4 %), sepsis
(12,0 %).Kematian neonatal 7 – 29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5 %),
malformasi kongenital (18,1 %) dan pneumonia (15,4 %). Kematian bayi terbanyak
karena diare (42 %) dan pneumonia (24 %), penyebab kematian balita disebabkan
diare (25,2 %), pneumonia (15,5 %) dan DBD (6,8 %).
Penyakit-penyakit
terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana dengan MTBS adalah penyakit
yang menjadi penyebab utama kematian, antara lain pneumonia, diare, malaria,
campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia).
Langkah pendekatan pada MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang
digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada Balita.
Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost
effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak malaria, kurang gizi, yang sering
merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
Pendekatan
MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll). MTBS mengkombinasikan
perbaikan tatalaksana kasus
pada
balita sakit (kuratif) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling ( promotif
dan preventif)
Agar
penerapan MTBS dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka diperlukan
langkah-langkah secara sistematis dan menyeluruh, meliputi pengembangan sistem
pelatihan, pelatihan berjenjang, pemantauan pasca pelatihan, penjaminan
ketersediaan formulir MTBS, ketersediaan obat dan alat, bimbingan teknis dan
lain-lain.
Dari
kedua survey di atas, menunjukkan bahwa kematian neonatal mendominasi penyebab
kematian bayi dan balita.
Puskesmas dikatakan sudah menerapkan MTBS
apabila memenuhi kriteria melaksanakan/melakukan pendekatan MTBS minimal 60%
dari jumlah kunjungan balita sakit di puskesmas tersebut.
Mengingat MTBS telah diterapkan di Indonesia
sejak 1997 dan banyak pihak yang telah berkontribusi dalam pelatihan MTBS,
tentunya banyak tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS dan banyak insitusi
yang terlibat di dalamnya. Sudah banyak fasilitator dilatih MTBS dan para
fasilitator ini sudah melatih banyak tenaga kesehatan, baik di tingkat desa dan
puskesmas.
Keberhasilan
penerapan MTBS tidak terlepas dari adanya monitoring pasca pelatihan, bimbingan
teknis bagi perawat dan bidan, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung
pelaksanaan MTB termasuk kecukupan obat-obatan. Namun, hal tersebut seringkali
dihadapkan pada keterbatasan alokasi dana, sehingga diperlukan suatu metode
lain untuk meningkatkan ketrampilan bidan dan perawat serta dokter akan MTBS
melalui komputerisasi atau yang lebih dikenal dengan ICATT (IMCI Computerize
Adaptation Training Tools), yaitu suatu aplikasi inovatifsoftware berbasis
komputer untuk MTBS yang mempunyai 2 tujuan:
a). Untuk adaptasi pedomanMTBS
b). Untuk pelatihan MTBS melalui komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar