Sabtu, 12 Januari 2013

26. Perencanaan Fasilitas




Perencanaan fasilitas adalah kegiatan menghasilkan fasilitas yang terdiri atas penataan unsur fisiknya, pengaturan aliran bahan, dan penjaminan keamanan para pekerja. Secara faktual keluaran dari perancangan fasilitas hanya berupa luas ruangan. Luas ruangan dihasilkan dari pengaturan berbagai komponen-komponen yang terlibat dalam proses bisnis internal perusahaan atau organisasi. Kegiatan perancangan fasilitas adalah menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Dasar pengaturan komponen-komponen fasilitas adalah aliran barang; aliran informasi; tata cara kerja; dan pekerja yang akan dioptimumkan, baik dari sisi ekonomis maupun teknis. Unsur-unsur utama perancangan fasilitas adalah jenis masukan (bahan baku dan penunjang, barang, pembeli, bahan makanan, makanan jadi,dst), produksi atau kegiatan tranformasi (pengolahan,dan manufaktur, pelayanan dan pembeli, pengolahan bahan makanan,dst), keluaran yang dihasilkan ( produk dan sisaan, barang dibeli, makanan yang dihidangkan, dst). Dalam merancang fasilitas, perancang perlu memperhatikan ketiga unsur diatas. Perancang harus memahami apa saja yang menjadi masukan, bagaimana proses setiap masukan, dan apa saja yang ingin dihasilkan. Berkaitan dengan kegiatan proses atau transformasi, perancang perlu mengenal secara mendalam teknologinya. Misalnya, pada perancangan fasilitas manufaktur, perancang perlu memahami teknologi produksi yang akan digunakan. Dengan perkataan lain, proses perancangan sangat membutuhkan wawasan yang luas terhadap obyek yang akan dirancang.
Dalam perspektif teknik industri, perancangan fasilitas merupakan usaha terus menerus meningkatkan produktivitas. Untuk mewujudkannya, perancangan fasilitas harus memenuhi tujuan-tujuan berikut :
  • Memudahkan proses manufaktur
  • Meminimalkan pemindahan bahan
  • Menjaga fleksibilitas
  • Memelihara perputaran persediaan work-in-process (WIP)
  • Menurunkan biaya modal investasi
  • Menghemat pemakaian ruang
  • Meningkatkan utilisasi pekerja
  • Memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

27. Perencanaan Geometrik

Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan yang bersangkut paut dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya, masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas untuk memperoleh modal layanan transfortasi yang mengakses hingga ke rumah-rumah.

Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter perencanaan seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana, volume dan kapasitas jalan, dan tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan tersebut. Parameter – parameter ini merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang dihasilkan oleh suatu bentuk geometrik jalan

Dalam menentukan trase kita akan menghadapi beberapa persoalan diantaranya mengenai bentuk dari permukaan alam yang tidak teratur, turun naik kemudian keadaan tanah dasar dan lain sebagainya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan trase diantaranya yaitu :
1. Perencanaan Garis trase dibuat sependek mungkin.
2. Dipilih Route rencana jalan dipilih sedatar mungkin mengikuti garis kontur atau transis.
3. Syarat antara sudut belokan pertama dan sudut belokan kedua diusahakan sepanjang – panjangnya. (4,0 cm pada gambar dengan skala 1 : 10.000).
4. Perencanaan sudut belok pada masing-masing tikungan disesuaikan dengan kecepatan rencana kendaraan (Vr)
.

Walaupun kita tahu bahwa jarak yang tersingkat untuk menghubungkan dua tempat adalah merupakan garis lurus, tetapi dalam hai ini tidak mungkin untuk membuat centre line selurus – lurusnya karena banyak menghadapi rintangan – rintangan yang berupa bukit, lembah, sungai yang sukar dilalui, maka trase jalan dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan pemakai jalan.

Untuk menghitung koordinat ada dua alternatif hitungan, yaitu :
1. Pengukuran lapangan langsung.
2. Perhitungan pada peta topografi.
Pada perencanaan disini hanya akan dibahas perhitungan koordinat dari peta topografi. Yaitu dengan cara menginterpolasi koordinat yang telah ada pada peta topografi yaitu dengan adanya perpotongan sumbu X dan sumbu Y.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar