Perencanaan fasilitas adalah kegiatan
menghasilkan fasilitas yang terdiri atas penataan unsur fisiknya, pengaturan
aliran bahan, dan penjaminan keamanan para pekerja. Secara faktual keluaran
dari perancangan fasilitas hanya berupa luas ruangan. Luas ruangan dihasilkan
dari pengaturan berbagai komponen-komponen yang terlibat dalam proses bisnis
internal perusahaan atau organisasi. Kegiatan perancangan fasilitas adalah
menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan
barang atau jasa. Dasar pengaturan komponen-komponen fasilitas adalah aliran
barang; aliran informasi; tata cara kerja; dan pekerja yang akan dioptimumkan,
baik dari sisi ekonomis maupun teknis. Unsur-unsur utama perancangan fasilitas
adalah jenis masukan (bahan baku dan penunjang, barang, pembeli,
bahan makanan, makanan jadi,dst), produksi atau kegiatan
tranformasi (pengolahan,dan manufaktur, pelayanan dan pembeli,
pengolahan bahan makanan,dst), keluaran yang dihasilkan ( produk
dan sisaan, barang dibeli, makanan yang dihidangkan, dst). Dalam merancang
fasilitas, perancang perlu memperhatikan ketiga unsur diatas. Perancang harus
memahami apa saja yang menjadi masukan, bagaimana proses setiap masukan, dan
apa saja yang ingin dihasilkan. Berkaitan dengan kegiatan proses atau
transformasi, perancang perlu mengenal secara mendalam teknologinya. Misalnya,
pada perancangan fasilitas manufaktur, perancang perlu memahami teknologi
produksi yang akan digunakan. Dengan perkataan lain, proses perancangan sangat
membutuhkan wawasan yang luas terhadap obyek yang akan dirancang.
Dalam perspektif teknik industri, perancangan
fasilitas merupakan usaha terus menerus meningkatkan produktivitas. Untuk
mewujudkannya, perancangan fasilitas harus memenuhi tujuan-tujuan berikut :
- Memudahkan proses manufaktur
- Meminimalkan pemindahan bahan
- Menjaga fleksibilitas
- Memelihara perputaran persediaan work-in-process (WIP)
- Menurunkan biaya modal investasi
- Menghemat pemakaian ruang
- Meningkatkan utilisasi pekerja
- Memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
27. Perencanaan Geometrik
Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan yang bersangkut paut dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya, masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas untuk memperoleh modal layanan transfortasi yang mengakses hingga ke rumah-rumah.Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter perencanaan seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana, volume dan kapasitas jalan, dan tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan tersebut. Parameter – parameter ini merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang dihasilkan oleh suatu bentuk geometrik jalan
Dalam menentukan trase kita akan menghadapi beberapa persoalan diantaranya mengenai bentuk dari permukaan alam yang tidak teratur, turun naik kemudian keadaan tanah dasar dan lain sebagainya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan trase diantaranya yaitu :
1. Perencanaan Garis trase dibuat sependek mungkin.
2. Dipilih Route rencana jalan dipilih sedatar mungkin mengikuti garis kontur atau transis.
3. Syarat antara sudut belokan pertama dan sudut belokan kedua diusahakan sepanjang – panjangnya. (4,0 cm pada gambar dengan skala 1 : 10.000).
4. Perencanaan sudut belok pada masing-masing tikungan disesuaikan dengan kecepatan rencana kendaraan (Vr)
.
Walaupun kita tahu bahwa jarak yang tersingkat untuk menghubungkan dua tempat adalah merupakan garis lurus, tetapi dalam hai ini tidak mungkin untuk membuat centre line selurus – lurusnya karena banyak menghadapi rintangan – rintangan yang berupa bukit, lembah, sungai yang sukar dilalui, maka trase jalan dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan pemakai jalan.
Untuk menghitung koordinat ada dua alternatif hitungan, yaitu :
1. Pengukuran lapangan langsung.
2. Perhitungan pada peta topografi.
Pada perencanaan disini hanya akan dibahas perhitungan koordinat dari peta topografi. Yaitu dengan cara menginterpolasi koordinat yang telah ada pada peta topografi yaitu dengan adanya perpotongan sumbu X dan sumbu Y.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar