Sabtu, 12 Januari 2013

5. Pengorganisasian Sekolah



Dalam setiap organisasi pendidikan, termasuk sekolah, banyak sekali pekerjaan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang harus dilakukan dan dikerjakan oleh setiap komponen tingkat satuan pendidikan, terutama komponen yang bersifat manusianya.Tugas, wewenang, tanggungjawab, pekerjaan dan aktivitas tersebut beraneka ragam dan kadang-kadang menuntut spesialisasi tertentu dalam pengerjaannya.Oleh karena itu, tidak mungkin jika keseluruhan aktivitas yang bermacam-macam tersebut hanya melakukan oleh seorang, sebutlah kepala sekolah. Selain ia waktu yang terbatas, ia pun punya kemampuan yang juga terbatas. Oleh karena itu, aktivitas, pekerjaan, wewenang, tugas dan tanggungjawab tersebut mesti dibagi-bagi dengan orang lain. Pembagian-pembagian demikian inilah yang dikenal dengan pengorganisasian.image%25255B6%25255D Secara etimologis, organizing merupakan terjemahan dari kata organize. Kata organize berasal dari kata organ. Organ sendiri berarti bagian, badan dan alat. Organize berarti membentuk bagian-bagian, anggota, badan atau Organizing juga berarti membentuk bagian, badan, anggota alat. Organizing juga berarti membentuk bagian, badan, anggota atau alat (Echols, 1984).Secara terminologis, organizing atau pengorganisasian berarti pembentukan bagian-bagian, badan-badan, unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Pengorganisasian juga berarti sistem kerja sama antara satu orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian juga berarti pembagian pekerjaan antara satu orang dengan orang lain, antara unit dengan unit lain dan antara bagian satu dengan bagian yang lain (Indrakusuma, 1982). Tujuan pengorganisasian sebagaimana yang disebutkan berikut.Mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab pada institusi tingkat satuan pendidikan. Memperlancar jalannya usaha kerja sama antara orang-orang yang bekerja sama di tingkat satuan pendidikan. Mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, badanbadan, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan pendidikan sehingga terciptalah team work yang baik.Lalu lintas hubungan ini perlu diatur agar tidak “semrawut”. Fungsi pengorganisasian adalah: Sebagai wahana untuk membagi pekerjaan di antara komponen-komponen dan unit-unit kerja di tingkat satuan pendidikan. Sebagai wahana untuk memperlancar jalannya kerja sama antara komponen-komponen, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan pendidikan. Sebagai wahana untuk mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, unit-unit kerja dan komponen-komponen yang ada di tingkat satuan pendidikan. Agar organizing ini dapat dilakukan dengan baik, maka haruslah memedomani prinsip-prinsip organizing. Adapun prinsip-prinsip pengorganisasian tingkat satuan pendidikan adalah sebagai berikut.Perumusan tujuan tingkat satuan pendidikan secara jelas.Pengutamaan pencapaian tujuan tingkat satuan pendidikan.Prinsip pembagian pekerjaan.Prinsip pendelegasian wewenang (delegation of authority).Prinsip pengelompokan fungsi.Prinsip kesatuan perintah (unity of commond).Adanya kemampuan pengawasan (span of control).Fleksibelitas.Yang dimaksud dengan fleksibilitas adalah keluwesan.Ialah akomodatif dan antisipatif terhadap berbagai jenis perkembangan.

Pengorganisasian Siswa

A.    PEMBELAJARAN SECARA INDIVIDUAL
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan kepada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan pada masing-masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan individual secara umum.

Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau sebagai berikut :
1. Tujuan Pengajaran
a. Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
b. Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal.

2. Siswa Sebagai Subyek yang Belajar
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral. Pebelajar merupakan pusat layanan pengajaran. Siswa memiliki keleluasaan berupa :
a. Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
b. Kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya.
c. Keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar.
d. Siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar.
e. Siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri.
f. Siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri.

3. Guru dalam pembelajaran Secara Individual
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa :
a. Perencanaan kegiatan belajar.
b. Pengorganisasian kegiatan belajar.
c. Penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa.
d. Fasilitas yang memperudah belajar.

4. Program Pembelajaran
Program pembelajarn individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
b. Tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa
c. Prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa
d. Kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa
e. Keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti oleh siswa.

5. Orientasi dan Tekanan Utama Pelaksanaan
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada setiap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan tuntutan perkembangan individu. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai fasilisator, pembimbing, pendiagnosa kesukaran belajar dan rekan diskusi. Guru berperan sebagai guru pendidik bukan instruktur.


B. PEMBELAJARAN SECARA KELOMPOK
Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi sebab (a) hubungan antar guru dan siswa lebih sehat dan akrab, (b) siswa memperoleh bantuan, kesempatan sesuai dengn kebutuhan, kemampuan dan minat, (c) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar dan kriteria keberhasilan.

1. Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil
a. Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional.
b. Mengembangkan sikap sosial dan sikap bergotong royong dalam kehidupan
c. Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar.
d. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.

2. Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok, kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak.
Ciri-ciri kelompok kecil yang menonjol adalah sebagai berikut :
a. Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok.
b. Tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama yaitu tujuan kelompok.
c. Memiliki rasa saling membutuhkan dan saling tergantung.
d. Ada interaksi dan komunikasi antar anggota.
e. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok.

3. Guru sebagai Pembelajar dalam Pembelajaran Kelompok
Peranan guru dalam pembelajara kelompok terdiri dari :
a. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok merupakan kunci keberhasilan belajar kelompok. Pertimbangan dalam pembentukan kelompok adalah tujuan yang akan diperoleh siswa, latar belakang pengalaman siswa dan minat atau pusat perhatian siswa.
b. Perencanaan Tugas kelompok
Perencanaan tugas kelompok perlu disiapkan oleh guru. Penyiapan tempat kerja, alat dan sumber belajar maupun jadwal penyelenggaraan tugas juga harus direncanakan. Dalam perencanakan tugas kelompok tersebut siswa sebaiknya diikutsertakan.
c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan mengajar, guru dapat berperan sabagai pemberi informasi, fasilisator, pembimbing dan pengendali ketertiban kerja.
d. Evaluasi Hasil Belajar Kelompok
Guru melakukan evaluasi tentang proses kerja kelompok sebagai satuan, hasil kerja, perilaku dan tata kerja, dan membandingkan dengan kelompok lain.


C. PEMBELAJARAN SECARA KLASIKAL
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Hal ini disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efesien. Pembelajaran klasikal berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran.
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik. Dalam pengelolaan kelas dapat terjadi masalah yang bersumber dari kondisi tempat belajar misalnya ruang kotor, papan tulis atau meja kursi rusak. Dan siswa yang terlibat dalam belajar misalnya dari antar individu ataupun antar sekelompok siswa.

Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar. Peran guru dalam pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok berlaku dalam pembelajaran klasikal. Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Pembelajatran kelas dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut:
1. Penciptaan tertib belajar dikelas
2. Penciptaan suasana senang dalam belajar
3. Pemusatan perhatian pada bahan ajar
4. Mengikutsertakan siswa belajar aktif
5. Pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.

Dalam pembelajaran kelas, guru dapat mengajar seorang diri atau bertindak sebagai tim pembelajar. Bila guru menjadi tim pembelajar, maka asas tim pembelajar harus dipatuhi. Tim pembelajar perlu menyusun desain pebelajaran kelas secara baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar