A.
Pengertian
Perencanaan Laba
Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh
laba yang
maksimal. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang
diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya
yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.
maksimal. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang
diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya
yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Pada dasarnya perencanaan
itu merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan
pemilihan berbagai alternatif tindakan dan
perumusan kebijakan. Suatu
perencanaan bisa terealisir
apabila manajemen
berhasil dalam menjalankan
perusahaan yang diukur
dengan besarnya laba (profitability). Pengertian perencanaan
laba menurut Machfoedz (1996: 289) adalah sebagai berikut :
Perencanaan
laba (profit planning) sering disebut budget perencanaan
(planning budget) atau rencana operasi (plan operation) adalah rencana
dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi di masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan dibagi ke dalam dua
jenis rencana yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.
(planning budget) atau rencana operasi (plan operation) adalah rencana
dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi di masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan dibagi ke dalam dua
jenis rencana yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.
Menurut Supriyono (2002: 331) “Perencanaan laba (profit planning)
adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan danukuran kuantitatif lainnya. Didalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh perusahaan.
adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan danukuran kuantitatif lainnya. Didalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh perusahaan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
laba adalah rencana kerja yang
telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan
keuangan untuk jangka pendek dan jangka
panjang.
B.
Manfaat
perencanaan laba
Menurut
Adolph Matz dkk.
(1993: 6-7), adanya perencanaan
labamemiliki manfaat sebagai berikut :
1.
Memberikan pendekatan
yang terarah dalam pemecahan masalah.
2. Memaksa pihak manajemen
untuk secara dini mengadakan penelaahan terhadap masalah yang
dihadapinya dan menanamkan kebiasaan pada organisasi untuk
mengadakan telaah yang
seksama sebelum mengambil keputusan.
3. Menciptakan suasana
organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong
timbulnya perilaku yang
sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan
sumber daya yang maksimum.
4.
Merangsang peran serta
dan mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen
sehingga keputusan akhir dan
rencana yang saling
terkait dapat menggambarkan keseluruhanorganisasi dalam bentuk
rencana yang terpadu
dan menyeluruh.
5.
Menawarkan kesempatan
untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi
maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan dan pedoman dasar secara
berkala.
6.
Mengkoordinasikan serta
mempertemukan semua upaya perusahaan ke dalam suatu prosedur perencanaan
anggaran yang terarah karena inilah satu-satunya cara
yang paling tepat
mengungkapkan keselamatan kegiatan manajemen.
7.
Mengarahkan penggunaan
modal dan daya upaya pada kegiatan yangpaling menguntungkan.
8.
Mendorong
standar prestasi yang
tinggi dengan merangsangkegairahan
untuk bersaing menanamkan hasrat untuk mencapai tujuan, dan menumbuhkan
minat untuk melaksanakan kegiatan secara lebih efektif.
9. Berperan
sebagai standar untuk
mengukur kegiatan dan
menilai kebijakan manajemen dan
tingkat kemampuan dari setiap pelaksana.
C.
Keterbatasan
Perencanaan Laba
Selain memiliki manfaat, perencanaan laba juga memiliki
beberapa keterbatasan.
MenurutAdolph Matz dkk.(1993:7-8),perencanaan labamemiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
a. Peramalan atau
perencanaan bukanlah ilmu pasti. Jadi dalam setiap perencanaan akanterdapat
sejumlah pertimbangan. Apabila
ada penyimpangan
dari estimasi maka
harus dilakukan perbaikan
atau modifikasi.
b.
Anggaran dapat
mengikat perhatian manajer
pada sasaran tertentu yang tidak selarasdengan tujuan organisasi
secara keseluruhan. Jadi diperlukan kecermatan
untuk menyalurkan upaya
manajer setepat mungkin.
c.
Perencanaan laba
memerlukan kerja sama dan peran serta dari seluruh anggota manajemen. Dasar
keberhasilan perencanaan adalah ketaatan dan kegairahan pelaksana terhadap
rencana laba.
d.
Penggunaan anggaran
yang berlebihan sebagai
alat evaluasi dapat mengakibatkan terjadinya
penyimpangan fungsi (dysfunctional behavior). Yang
dimaksud dysfunctional
behavior adalah perilaku individu yang bertentangan dengan tujuan
organisasi. Manajer akan berusaha dengan
segala cara untuk meminimalisasi atau mengeliminasi adanya perbedaan dengan anggaran agar terlihat
baik saat dievaluasi.
e.
Perencanaan laba tidak
menghapus maupun mengambil alih peranan bagian administrasi. Para pelaksana
tidak boleh merasa dibatasi oleh anggaran. Sebaliknya
rencana laba disusun guna
memberikan penjelasan terinci yang memungkinkan pihak pelaksana
menjalankan kegiatannya dengan
mengerahkan kemampuan dan
hasrat untuk mencapai
sasaran organisasi.
f.
Pelaksanaan rencana
memerlukan waktu.
D. Pendekataan dalam perencanaan laba
Perencanaan
laba bukan merupakan
hal yang mudah,
karena penerapannya harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan keadaan
intern maupun ekstern perusahaan baik yang langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi
penetapan laba itu
sendiri. Faktor ekstern
yang perlu dipertimbangkan manajemen
dalam perencanaan laba
ini adalah kondisi perekonomian pada umumnya, tingkat populasi
penduduk, pendapatan dan daya beli
masyarakat, kemajuan teknologi, kebijaksanaan pemerintah dan lain-lain, yang kesemuanya ini sulit diramalkan secara
baik. Sedangkan faktor intern yang
perlu dipertimbangkan yaitu
keadaan perusahaan itu
sendiri berupa besarnya
volume penjualan yang
diinginkan untuk mencapai
laba tertentu, bagaimana kemampuan kapasitas yang ada baik
peralatan maupun personil yang ada,
kemampuan keuangan dan sebagainya
Menurut Krismiaji (2002: 163) dalam
penetapan laba terdapatpendekatan yang berbeda, yaitu :
a.
Didasarkan pada masa
kembali modal yang diinvestasikan. Metode ini menghendaki penetapan
tingkat keuntungan menjadi
titik tolak penyusunan rencana.
b.
Didasarkan kepada
produk yang akan dijual. Metode ini menghendaki perencanaan yang
diformulasikan akan diperoleh berupa keuntungan.
c.
Didasarkan pada perhitungan menurut standar.
Metode ini melakukan perhitungan dari
proses perencanaan yang diukur dengan standar yang ada. Manajemen memperhitungkan relatif
keuntungan menurut standar yang dianggap memuaskan perusahaan.
E.
Factor-faktor
yang mempengaruhi perencanaan laba
a.
Laba atau rugi yang
dialami dari volume penjualan tertentu.
b.
Volume penjualan yang
harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang terpakai guna
memperoleh laba yang memadai.
c.
Titik impas.
d.
Volume penjualan yang dapat dihasilkan oleh
kapasitas operasi saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar