“Rancangan terlaksana oleh pertimbangan,
sebab itu berperanglah dengan siasat ” (Amsal 20;18).
Manajemen adalah bagian integral dari
kepemimpinan. Sesungguhnya, dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa
dipisahkan dari kepemimpinan, dan sebaliknya. Dalam kaitan ini, berbicara
tentang manajemen berarti berbicara tentang kepemimpinan, karena pada saat
pemimpin melaksanakan upaya memimpin, ia memanejemeni. Penjelasan ini
berhubungan dengan uraian terdahulu di mana telah dibentangkan tentang makna,
sejarah dan unsur manajemen. Uraian kali ini akan membahas pokok tentang hubungan
kepemimpinan dengan manajemen atau “tempat manajemen dalam kepemimpinan,”
sebagai upaya untuk menegaskan mekanisme integral dari kepemimpinan dan
manajemen seperti yang telah tekankan di atas. Dalam upaya memperjelas
mekanisme keterhubungan dimaksud, di sini akan diulas tujuh hal penting seputar
hubungan manajemen dan kepemimpinan, yaitu antara lain: 1. Tempat manajemen
dalam kepemimpinan; 2. Pemimpin dan manajemen; 3. Manajer dan manajemen; 4.
Administrator dan manajemen dalam kepemimpinan; 5. Bawahan dan manajemen; 6.
Manajemen dalam organisasi; dan 7. Manajemen dan upaya memimpin. Selamat
berkelana!
1. TEMPAT
MANAJEMEN DALAM KEPEMIMPINAN. Manajemen seperti telah disinggung sebelumnya
adalah fungsi umum kepemimpinan. Sebagai fungsi umum, manajemen menjelaskan
mengenai aspek substansial dan praksis kepemimpinan, yang berhubungan dengan
pelaksanaan kepemimpinan secara nyata atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen
dapat disebut sebagai seni kepemimpinan. Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh
aspek dalam manajemen yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara
praksis, yaitu antara lain:
a.
Manajemen adalah seni bekerja sama
b. Manajemen
adalah seni pemenuhan kebutuhan
c.
Manajemen adalah seni penggalangan
d. Manajemen
adalah seni mempengaruhi
e. Manajemen
adalah seni menyampaikan perintah atau komunikasi
f.
Manajemen adalah seni membuat masa depan organisasi
g.
Manajemen adalah seni mendayagunakan sumber-sumber
Menegaskan hubungan kepemimpinan dan
manajemen ini, dapatlah dikatakan bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini
mewadahkan manajemen, dan manajemen adalah pembuktian bagi aktualisasi
pelaksanaan kepemimpinan, atau praksis kepemimpinan dari tujuh aspek seperti
yang telah disinggung di atas. Dengan ini dapatlah dikatakan bahwa manajemen
membutikan bahwa kepemimpinan sedang terlaksana, karena kepemimpinan hanya
berjalan dengan adanya pelaksanaan manajemen.
2. PEMIMPIN
DAN MANAJEMEN. Hubungan pemimpin dan manajemen dapat dilihat dari dua sudut
pandang. Pertama, Dari perspektif posisi tugas, seorang pemimpin puncak
(top leader) dapat disebut sebagai manajer puncak, atau manajer eksekutif
(executive manager). Penyebutan seperti ini menjelaskan tentang peran pemimpin
sebagai seorang manajer puncak, yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada
posisi manajerial. Kedua, Dari perspektif hubungan pelaksanaan
kepemimpinan, telah dikatakan bahwa pemimpin tatkala melaksanakan upaya
memimpin sesungguhnya ia sedang melaksanakan tindakan memanejemeni. Dalam
perspektif kepemimpinan ini tatkala pemimpin memanajemeni, ia sedang
melaksanakan “seni bekerja sama, seni pemenuhan kebutuhan, seni merangkum,
seni mempengaruhi, seni memerintah, seni membuat peta keinginan masa depan
organisasi, dan seni menggunakan sumber-sumber” yang dibuktikan dengan
melaksanakan upaya memimpin (actuating). Upaya memimpin ini adalah bukti adanya
kepemimpinan yang sedang telaksana.
3. MANAJER
DAN MANAJEMEN. Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang
substansi tugas yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas
pelaksana kepemimpinan dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang
bersifat departemenal. Di sini manajer adalah kepala atau pemimpin suatu
departemen atau unit kerja dalam suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat
lebih substansial, manajemen adalah tugas seorang manajer yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan pada aras manajerial. Tentu tatkala
melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa
ia memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas
manajerial kepadanya.
4. ADMINISTRATOR
DAN MANAJEMEN DALAM KEPEMIMPINAN. Administrator yang telah dijelaskan
sebagai pelaksana tugas-tugas khusus kepemimpinan adalah ujung tombak dari
tugas manajemen. Sebagai ujung tombak kepemimpinan, administrator adalah
pelaksana tugas kepemimpinan pada aras operasional. Dalam hubungan
penyebutan posisi tugas dan peran administrator, hal ini tergantung pada
besar kecilnya organisasi dimana kepemimpinan dijalankan. Apabila organisasinya
besar, administrator dapat disebut sebagai manajer lapangan, dan sebaliknya
bila organisasinya kecil, administrator dapat menjadi pelaksana tugas langsung,
baik sebagai sekretaris atau tugas lapangan yang lainnya.
5. BAWAHAN
DAN MANAJEMEN. Bawahan dan para bawahan adalah pelaksana tugas yang
ditempatkan pada unit kerja yang dipimpin oleh seorang administrator atau
manajer tugas yang menyentuh pekerjaan secara langsung di lapangan. Dalam
hubungan dengan manajemen, para bawahan akan selalu ditempatkan pada suatu unit
tugas,yang menyetuh pekerjaan secara langsung. Sifat pekerjaan langsung ini
dapat berupa tugas dasar, tugas utama mau pun tugas pendukung.
6. MANAJEMEN
DALAM ORGANISASI. Dalam hubungan dengan organisasi, manajemen adalah
istilah yang sering identik atau idiom dengan kepemimpinan. Misalnya tatkala
orang menyebut manajemen sewaktu menjelaskan kata “manajemen dari
organisasi ini atau itu” sesungguhnya ia menunjuk kepada kepemimpinan dari
organisasi atau pun sistem kepemimpinan dalam suatu organisasi.
7. MANAJEMEN
DALAM UPAYA MEMIMPIN. Pemimpin dalam menerapkan manajemen menyentuh upaya
memimpin seperti yang telah disinggung di atas. Dengan demikian, hubungan
pemimpin dalam memanejemeni kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya
memimpin yang menyentuh bidang berikut:
a. Pemimpin memastikan
bahwa ia mengkoordinir kepemimpinan dengan menggerakkan unsur SDM dan
mengelola semua sumber menggerakkan semua kompenen untuk terlibat dalam kerja
secara sinergis dan simultan.
b. Pemimpin memastikan
bahwa ia mendasarkan semua upaya memimpin di atas suatu perencanaan
strategis yang lengkap.
c. Pemimpin harus
memastikan adanya pengorganisasian tugas dan penempatan SDM yang tepat
bagi semua tugas yang dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan yang
benar dan baik. Dalam hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa semua unsur
pendukung tersedia dan dapat digunakan dalam upaya memimpin. Pemimpin di sini
juga harus memastikan adanya komunikasi yang jelas dan lancar dalam seluruh sistem
organisasinya.
d. Pemimpin harus memimpin
dengan menggerakkan semua komponen SDM terlibat dalam pelaksanaan yang bergerak
kerja secara sinergis dan simutan ke arah produktivitas optimal (pencapaian
hasil kerja optimal) dengan menggunakan strategi dan taktik yang andal.
e. Pemimpin harus
memastikan pelaksanaan kerja dengan melaksanakan supervisi atau pengawasan
dan evalusi untuk refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna memperlancar
upaya memimpin yang ditanganinya secara bersinambung ke arah pencapaian tujuan
organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar